GALENIKA
GALENIKA -
Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius Galenos
(Galen) yang membuat sedian obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan,
sehingga tumbuhlah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika.
Jadi, Ilmu
Galenika adalah Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat)
obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan). Pembuatan
sediaan galenika secara umum dan singkat sebagai berukit :
* Bagian
tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati.
* Dari
simplisia tersebut obat-obat (bahan obat) yang terdapat didlamnya di ambil dan
diolah dalam bentuk sediaan.
Tujuan dibuatnya sediaan galenika, yaitu :
1. Untuk
memisahkan obat-obat yang terkandun g dalam simplisia dari bagian lain yang
dianggap tidak bermanfaat.
2. Membuat
suatu sediaan yang sederhana yang mudah dipakai.
3. Agar obat
yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
sediaan galenika.
1. Derajat
kehalusan.
Harus disesuaikan dengan mudah atau
tidaknya obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari, simplisia
harus dibuat semakin halus, dan sebaliknya.
2.
Konsentrasi / kepekatan.
Beberapa obat yang terkandung harus
jela konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan.
3. Suhu dan
lamanya waktu.
Harus disesuaikan dengan sifat obat,
mudah menguap atau tdak, mudah tersari atau tidak.
4. Bahan
penyari dan cara penyari.
Cara ini harus disesuaikan dengan
sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
Bentuk-bentuk sediaan galenik.
1. Hasil
Penarikan :
Extracta, Tinctur, Decocta/ Infusa.
2. Hasil
Penyulingan/ pemerasan : Aqua
aromatik, olea valetilia (minyak meguap), olea pinguia (minyak lemak).
3. Syrup.
Penarikan (Extraction).
Extractio
adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat
berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak berubah.
Istilah extractio hanya dipergunakan untuk
penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik / pelarut.
Ciran penarik yang dipergunakan disebut disebut menstrum, ampasnya disebut mens
atau feaces. Cairan yang dipisahkan Macerate Liquid, Colatura, Solution,
Perkolat.
Tujuan utama
extractio adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak
mungkin dari zat-zat yang tidak berfaedah, Supaya lebih mudah digunakan dari
pada simplisia asal.
Suhu
penarikan juga sangat berpengaruhi hasil penarikan, suhu penarikan untuk :
Maserasi :
15 - 25° C
Digerasi : 35 - 45° C
Infudasi : 90 - 98° C
Memasak : suhu mendidih
Supaya
zat-zat yang tidak bergunak/ merusaktidak ikut tertarik bersama-sama dengan
zat-zat yang berkhasiat.
Cara
menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna :
1. Dengan
memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya mudah larut,
sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari
tersebut.
2. Dengan
menarik/ merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak
larutnya.
3. Dengan
menggunakn jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan berkhasiat dan
simplisia lebih banyak larut, sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau
tidak larut.
4. Dengan
memurnikan / membersihkan memakai cara-cara tertentu baik secara ilmu alam
maupun ilmu kimia.
Jadi
kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih salah satu cara penarikian yang
tepat dengan cairan yang pantas dan memisahkan ampas dengan hasil penarikan
yang akan menghasilkan sebuah preparat galenik yang dikehendaki.
Cairan-cairan Penarik.
Menentukan
cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkn betul-betul dengan
memperhatikan beberapa faktor, antara lain :
1. Kelarutan
zat-zat dalam menstrum.
2. Tidak
menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat-akibat yang
tidak dikehendaki (perubahan warna, pengendapan, hidrolisa).
3. Harga
yang murah.
4. Jenis
preparat yang akan dibuat.
Macam-macam
cairan penyari :
1. Air.
Termasuk yang mudah dan murah dengan
pemakaian yang luas pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk
bermacam-macam zat. Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan
pengecualian. Keburukan dalam air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik
dimana zat-zat tersebut merupakan makanan yang baik untuk jamur dan bakteri dan
dapat menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa, sehingga akan
menyulitkan penrikan pada perkolasi.
2. Etanol.
Etanol hanya dapat melarutkan
zat-zat tertentu. Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk
peragian dan menghalangi pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga
disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran
air-etanol lebih baik dari pada air sendiri.
3.
Glycerinum (Gliserin).
Dipergunakan sebaga cairan penambah
pada cairan menstrum untuk penarikan
yang mengandung zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk
tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut
dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tiak sesuai untuk pembuatan
ekstrak-ekstrak kering.
4. Eter.
Sangat mudah menguap sehingga
acairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan
yang nantinya disimpan lama.
5. Solvent
Hexane.
Cairan ini adalah salah satu hasil
penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yng baik untuk lemak-lemak dan
minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia
yang mengandung lemak-lemak tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat
sediaan galenik.
6. Acetonum.
Tidak dipergunakan untuk sediaan
galenik obay dalam, pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak
atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan.
7.
Chloroform.
Tidak dipergunakan untuk sediaan
obat dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa
alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
Cara-cara Penarikan.
1. Maserasi.
Adalah cara penarikan sari dari
simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari dalm
suhu biasa yaitu pada suhunya 15 - 25°C. Maserasi juga merupakan proses
pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
2. Digerasi.
Cara penarikan simplisia dengan
merendam simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35 - 45°C. Cara ini sekarang
sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga
pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi rusak.
3.
Perkolasi.
Perkolasi ialah suatu cara
penarikan, memakia alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam
dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dalam larutan tersebut menetes
secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Cara-cara
perkolasi :
a. Perkolasi
biasa. Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya direndam dengan cairan penyari, masikkan kedalam perkolator dan
diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu. Untuk membuat tingtur
b. Perkolasi
bertingkat, reperkolasi, fractional percolation.
c. Perkoltor
dengan tekanan, pressure percolation.
d.
Perkolator persambungan, continous extraction, memakai alat soxhlet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar