Rabu, 18 Januari 2017

GALENIKA

GALENIKA

GALENIKA - Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sedian obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, sehingga tumbuhlah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika.
 Jadi, Ilmu Galenika adalah Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan). Pembuatan sediaan galenika secara umum dan singkat sebagai berukit :
* Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati.
* Dari simplisia tersebut obat-obat (bahan obat) yang terdapat didlamnya di ambil dan diolah dalam bentuk sediaan.

Tujuan dibuatnya sediaan galenika, yaitu :
1. Untuk memisahkan obat-obat yang terkandun g dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.
2. Membuat suatu sediaan yang sederhana yang mudah dipakai.
3. Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenika.
1. Derajat kehalusan.
Harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari, simplisia harus dibuat semakin halus, dan sebaliknya.
2. Konsentrasi / kepekatan.
Beberapa obat yang terkandung harus jela konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan.
3. Suhu dan lamanya waktu.
Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tdak, mudah tersari atau tidak.
4. Bahan penyari dan cara penyari.
Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.

Bentuk-bentuk sediaan galenik.
1. Hasil Penarikan                               : Extracta, Tinctur, Decocta/ Infusa.
2. Hasil Penyulingan/ pemerasan        : Aqua aromatik, olea valetilia (minyak meguap), olea pinguia (minyak lemak).
3. Syrup.

Penarikan (Extraction).
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak berubah.
 Istilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik / pelarut. Ciran penarik yang dipergunakan disebut disebut menstrum, ampasnya disebut mens atau feaces. Cairan yang dipisahkan Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.
Tujuan utama extractio adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak berfaedah, Supaya lebih mudah digunakan dari pada simplisia asal.

Suhu penarikan juga sangat berpengaruhi hasil penarikan, suhu penarikan untuk :
Maserasi : 15 - 25° C
Digerasi : 35 - 45° C
Infudasi : 90 - 98° C
Memasak : suhu mendidih
Supaya zat-zat yang tidak bergunak/ merusaktidak ikut tertarik bersama-sama dengan zat-zat yang berkhasiat.
Cara menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna :
1. Dengan memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya mudah larut, sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut.
2. Dengan menarik/ merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak larutnya.
3. Dengan menggunakn jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan berkhasiat dan simplisia lebih banyak larut, sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut.
4. Dengan memurnikan / membersihkan memakai cara-cara tertentu baik secara ilmu alam maupun ilmu kimia.

Jadi kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih salah satu cara penarikian yang tepat dengan cairan yang pantas dan memisahkan ampas dengan hasil penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat galenik yang dikehendaki.

Cairan-cairan Penarik.

Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkn betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain :
1. Kelarutan zat-zat dalam menstrum.
2. Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna, pengendapan, hidrolisa).
3. Harga yang murah.
4. Jenis preparat yang akan dibuat.

Macam-macam cairan penyari :
1. Air.
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat. Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian. Keburukan dalam air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut merupakan makanan yang baik untuk jamur dan bakteri dan dapat menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penrikan pada perkolasi.
2. Etanol.
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu. Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol lebih baik dari pada air sendiri.
3. Glycerinum (Gliserin).
Dipergunakan sebaga cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan  yang mengandung zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tiak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.

4. Eter.
Sangat mudah menguap sehingga acairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.
5. Solvent Hexane.
Cairan ini adalah salah satu hasil penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yng baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik.
6. Acetonum.
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obay dalam, pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan.
7. Chloroform.
Tidak dipergunakan untuk sediaan obat dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.

Cara-cara Penarikan.
1. Maserasi.
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari dalm suhu biasa yaitu pada suhunya 15 - 25°C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
2. Digerasi.
Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35 - 45°C. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi rusak.
3. Perkolasi.
Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakia alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dalam larutan tersebut menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Cara-cara perkolasi :
a. Perkolasi biasa. Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya direndam dengan cairan  penyari, masikkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu. Untuk membuat tingtur
b. Perkolasi bertingkat, reperkolasi, fractional percolation.
c. Perkoltor dengan tekanan, pressure percolation.

d. Perkolator persambungan, continous extraction, memakai alat soxhlet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar